Sosok pahlawan tidak melulu hanya mereka yang berjuang melawan penjajah. Mereka yang rela berkorban dan berjuang untuk memberikan yang terbaik untuk sesuatu atau orang-orang yang dicintainya juga pantas disematkan gelar pahlawan. Pribadi-pribadi bersifat pahlawan ini banyak di sekitar kita, karena mereka berjuang untuk melindungi.
Dalam kehidupan berkeluarga, orang tua adalah sosok yang berperan sebagai pahlawan. Pemerhati anak Seto Mulyadi mengatakan, "Pahlawan keluarga adalah mereka yang membawa unsur kepeloporan untuk memajukan keluarganya. Menjadikan keluarga itu lebih sejahtera, anggotanya sehat secara fisik dan psikologis, mendorong setiap individu di rumah dapat berkembang, serta mendapatkan hak-haknya."
Seorang ayah yang berjuang setiap hari untuk mencari nafkah bagi keluarga, bisa dianggap sebagai sosok pahlawan. Apalagi jika sang ibu juga bekerja.
Namun, menjadi pahlawan dalam keluarga tidak cukup hanya dengan memberikan nafkah. Nafkah atau penghasilan yang sudah susah payah dicari setiap bulannya juga harus mendapat perlindungan.
Perlindungan terhadap finansial keluarga dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, untuk sang anak, orang tua sebaiknya merencanakan semua kebutuhan masa depan sang anak, seperti menabung dana pendidikan. Sedangkan untuk melindungi keluarga, pencari nafkah utama harus memiliki asuransi jiwa.
Kenapa harus memiliki asuransi jiwa?
Ketika sudah berkeluarga, memiliki asuransi jiwa menjadi sangat perlu dan sebuah keharusan. Tujuannya adalah untuk melindungi keluarga dari guncangan finansial jika pencari nafkah utama - baik ayah atau ibu - jatuh sakit atau sampai meninggal dunia.
Jika kedua orang tua bekerja dan berperan sebagai pencari nafkah, lalu siapa yang sebaiknya memiliki asuransi jiwa?
Misalkan sang ibu memiliki gaji lebih besar daripada sang ayah, maka sang ibu yang sebaiknya memiliki asuransi jiwa. Alasannya, karena berpenghasilan paling besar, maka ia memiliki risiko keuangan paling besar.
Membeli asuransi jiwa pun ada hal-hal yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah harus jeli menghitung besaran uang pertanggungan. Uang pertanggungan adalah sejumlah uang yang akan didapatkan oleh ahli waris ketika tertanggung meninggal dunia.
Besaran uang pertanggungan yang ideal adalah minimal 10 kali pendapatan tahunan. Dengan kata lain, jika pendapatan tahunan seseorang sebesar Rp50.000.000, maka ia harus menyiapkan asuransi jiwa dengan besaran uang pertanggungan sebesar Rp500.000.000.
Ingin segera menyandang gelar sebagai "Pahlawan dan Pelindung Keluarga"? Segera miliki asuransi jiwa. Terlebih kini produk asuransi jiwa bisa didapatkan secara online sehingga lebih mudah dan lebih cepat. Bahkan calon tertanggung bisa leluasa menentukan sendiri nilai premi yang harus dibayarkan agar sesuai dengan kebutuhan finansial.
Asuransi Simas Jiwa menyediakan layanan pembelian asuransi jiwa secara online melalui laman www.klikasuransiku.com. Cukup mengisi data diri, memilih jenis produk, kemudian menentukan besaran premi perbulan. Kurang dari 15 menit, asuransi jiwa sudah berhasil dimiliki.
Seperti halnya dunia kuliner, fashion, dan kesehatan, pergantian tahun ini akan diwarnai pula dengan perubahan tren di dunia keuangan. Sejumlah tren keuangan di tahun 2018 akan masih dijalankan di tahun 2019. Bahkan secara intensitas dan pelaku akan semakin bertambah sehingga tren keuangan tersebut semakin populer di masyarakat.
SelengkapnyaJelang akhir tahun, mulai bertebaran acara-acara seru. Mulai dari festival musik, festival film, sampai festival konten digital. Apapun festival dan konser yang akan didatangi, ada beberapa tips simpel biar terasa maksimal saat menikmati acaranya.
SelengkapnyaSejak dahulu, ayah punya peran penting dalam pola asuh anak. Tak hanya pandai menafkahi keluarga, namun sosok seorang ayah dianggap wajib memiliki beberapa keterampilan yang mampu membuatnya jadi panutan sang buah hati.
SelengkapnyaPromo Terbaik!!!
Artikel Terbaru
Siapkan Dana Pendidikan Anak, Begini Cara Mudah Mewujudkannya