World Malaria Day atau Hari Malaria Sedunia diperingati setiap tanggal 25 April. Data WHO menyebutkan bahwa 214 juta kasus malaria terjadi di seluruh dunia dan menyebabkan kurang lebih 438.000 angka kematian dengan 78% penyebab kematian pada balita. Selain itu, WHO juga mengatakan bahwa sekitar 3,2 miliar penduduk dunia (hampir setengah penduduk dunia), merupakan risiko penderita malaria.
Bagi yang belum mengetahui, malaria merupakan penyakit mematikan yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk betina Anopheles betina. Malaria juga bisa menular melalui transfusi darah dan berbagi jarum suntik dengan penderita malaria. Parasit akan berkembang biak di dalam sel darah merah sehingga semakin banyak lagi parasit yang tersebar di dalam aliran darah. Jika ini terjadi, maka akan membuat penderitanya mengalami demam tinggi, menggigil, dan berkeringat.
Dari sekitar 400 spesies nyamuk Anopheles, 67 spesies di antaranya bisa menularkan malaria dan 24 spesies diantaranya ada di Indonesia. Hal ini karena Indonesia adalah negara beriklim tropis. Wilayah di Indonesia yang penduduknya berisiko terinfeksi malaria antara lain NTT, NTB, Maluku, Kalimantan Tengah, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Aceh, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Gorontalo.
Karena malaria rentan menyerang pendatang daripada penduduk lokal, jika berencana mengunjungi wilayah-wilayah tersebut, maka sebaiknya melakukan beberapa hal berikut ini:
Saat ini Indonesia berada di peringkat kelima negara dengan kekurangan gizi sedunia. Data Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa saat ini sekitar 900 ribu jiwa dari total 23 juta balita di seluruh Indonesia menderita kekurangan gizi. Dampak kekurangan gizi buruk tersebut tak hanya berimbas terhadap bentuk tubuh yang pendek maupun kurus, namun juga berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan sehingga ikut menurunkan kualitas sumber daya manusia.
SelengkapnyaMenjaga kesehatan anak di era digital mengalami banyak tantangan. Maraknya perkembangan teknologi dan gawai canggih membuat orang tua mesti putar akal agar anak-anak mereka tetap aktif dan sehat. Pasalnya, saat ini anak kian betah berlama-lama bermain dengan gawai. Akibatnya, anak akan menjadi tidak aktif dan mengalami perkembangan motorik yang lambat.
SelengkapnyaTanggal 10 Oktober lalu bertepatan dengan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Seluruh dunia mulai membahas pentingnya kesehatan mental seperti depresi, stres, gelisah dan perubahan suasana hati. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia yang hidup dengan depresi.
SelengkapnyaPromo Terbaik!!!
Artikel Terbaru
Siapkan Dana Pendidikan Anak, Begini Cara Mudah Mewujudkannya