Kanker adalah salah satu penyakit paling mematikan di seluruh dunia. Sebanyak 9,6 juta manusia di seluruh dunia meninggal akibat kanker setiap tahunnya. Empat jutanya berusia 30 sampai 69 tahun. Oleh karena itu, setiap tahun setiap tanggal 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Dunia sebagai salah satu cara untuk menyebarluaskan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kanker.
Di Indonesia sendiri, penderita penyakit kanker cukup banyak, yakni mencapai 347.000 orang. BPJS Kesehatan bahkan menyebut kanker sebagai penyakit dengan beban biaya tertinggi kedua di Indonesia setelah penyakit jantung. Di antara kaum pria, jenis kanker yang paling banyak menyerang adalah kanker paru karena masih tingginya jumlah perokok aktif dan pasif serta kanker usus. Sementara itu, di kalangan perempuan, kanker payudara dan kanker leher rahim (kanker serviks) mendominasi.
Makanan seringkali disebut sebagai salah satu faktor utama penyebab terjadinya kanker. Namun, beberapa kebiasaan sepele bisa menjadi pemicu tumbuhnya sel kanker. Apa saja?
1. Konsumsi minuman dengan kadar pemanis tinggi
Berdasarkan riset dari American Institute for Cancer Research (AICR), kebiasaan mengonsumsi beragam minuman berpemanis tinggi seperti soda atau kopi/teh kemasan dapat meningkatkan risiko kanker endometri. Saat mengonsumsi jenis minuman tersebut, kadar gula darah dan insulin akan naik yang bisa merangsang pertumbuhan sel kanker endometri.
2. Tidur berdekatan dengan smartphone
Tak dapat dimungkiri, smartphone kini semakin tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dengan berbagai fungsinya, smartphone selalu diletakkan berdekatan dengan pemiliknya, bahkan saat tidur. Namun, meletakkan smartphone terlalu dekat dengan kepala rupanya dapat meningkatkan risiko terserang kanker otak. Karena itu, California Department of Public Health (CDPH) merilis info yang menyarankan untuk menjauhkan smartphone dari saku dan dari tempat tidur demi mengurangi paparan frekuensi radio dari smartphone.
3. Tidur dengan televisi menyala
Banyak orang ketiduran saat menonton televisi di malam hari dan membiarkan televisi dalam kondisi menyala. Sebuah penelitian pada tahun 2010 yang diterbitkan dalam Environmental Health Perspectives menemukan fakta bahwa cahaya pada televisi menjadi salah satu penyebab kanker payudara dan kanker prostat. Alasannya, cahaya buatan pada televisi dapat mengacaukan melatonin, yakni hormon yang membuat seseorang tertidur.
4. Duduk terlalu lama
Studi dari American Institute for Cancer Research (AICR) juga menunjukkan bahwa seseorang yang jarang bergerak berisiko mengalami peradangan, yang mana dapat meningkatkan risiko kanker. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik sepanjang hari, seperti peregangan, berjalan, atau mengangkat beban sehingga tidak hanya duduk dalam jangka waktu yang lama.
Karena siapapun bisa terkena kanker, maka perlu ditingkatkan edukasi, upaya pencegahan, dan deteksi dini kanker, baik secara individu maupun kelompok. Selain itu, lengkapi keluarga dengan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa agar selalu terlindungi dari berbagai risiko kesehatan yang bisa terjadi kapanpun dan di manapun.
Saat ini Indonesia berada di peringkat kelima negara dengan kekurangan gizi sedunia. Data Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa saat ini sekitar 900 ribu jiwa dari total 23 juta balita di seluruh Indonesia menderita kekurangan gizi. Dampak kekurangan gizi buruk tersebut tak hanya berimbas terhadap bentuk tubuh yang pendek maupun kurus, namun juga berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan sehingga ikut menurunkan kualitas sumber daya manusia.
SelengkapnyaMenjaga kesehatan anak di era digital mengalami banyak tantangan. Maraknya perkembangan teknologi dan gawai canggih membuat orang tua mesti putar akal agar anak-anak mereka tetap aktif dan sehat. Pasalnya, saat ini anak kian betah berlama-lama bermain dengan gawai. Akibatnya, anak akan menjadi tidak aktif dan mengalami perkembangan motorik yang lambat.
SelengkapnyaTanggal 10 Oktober lalu bertepatan dengan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Seluruh dunia mulai membahas pentingnya kesehatan mental seperti depresi, stres, gelisah dan perubahan suasana hati. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia yang hidup dengan depresi.
SelengkapnyaPromo Terbaik!!!
Artikel Terbaru
Siapkan Dana Pendidikan Anak, Begini Cara Mudah Mewujudkannya