Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 sudah kian dekat di depan mata. Artinya, 12 partai politik siap berkompetisi dalam gelaran politik yang rutin diadakan setiap lima tahun sekali ini. Tokoh-tokoh terkemuka telah mempersiapkan diri untuk menjadi anggota legislatif dan orang nomor satu di negeri ini, Presiden RI. Berbagai poster, spanduk, baliho juga telah berbaris di jalanan di semua kota/kabupaten seluruh Indonesia, berisi slogan dan janji-janji mereka jika terpilih nanti.
Sebagai warga negara yang baik, berpartisipasi dalam Pemilu tentunya adalah sebuah kewajiban. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar bisa dengan bijak memilih dan Pemilu 2019 berjalan dengan lancar.
1. Memahami esensi dari Pemilihan Umum 2019.
Bagi yang sudah beberapa kali berpartisipasi dalam Pemilu, mungkin sudah memahami apa saja yang harus dilakukan ketika Pemilu tiba. Namun, bagi yang masih awam dan pemula, secara singkat Pemilu 2019 dapat dikatakan sebagai sebuah acara atau ?festival? untuk memilih sosok-sosok terbaik untuk mengisi jabatan-jabatan politik di legislatif (anggota DPR, DPD, dan DPRD), serta memilih Presiden dan Wakil Presiden. Karena masa depan bangsa kita ada di tangan mereka untuk lima tahun ke depan, karena itu pastikan untuk memilih sosok terbaik yang sesuai dengan akal sehat dan hati nurani. Teliti rekam jejaknya dan prestasi-prestasi apa saja yang pernah mereka raih.
2. Mewaspadai dan mengenali hoaks yang beredar.
Kebebasan berpendapat adalah hal yang patut disyukuri masyarakat Indonesia sejak era reformasi, baik media cetak, media online, maupun media sosial. Tapi, beberapa tahun terakhir ini kebebasan berpendapat ternodai dengan maraknya berita dan informasi palsu yang biasa disebut dengan hoaks.
Hoaks biasanya berisi informasi atau pemberitaan yang mengakibatkan kecemasan, kebencian, dan permusuhan. Informasi-informasi tersebut tidak memiliki sumber berita yang jelas dan terverifikasi, serta tidak menampilkan data dan fakta yang akurat.
Oleh karena itu, bijaklah saat menerima informasi di berbagai media, termasuk media sosial dan jejaring percakapan. Selain itu, selalu berpikir terbuka dan menyaring berita-berita yang belum tentu benar tersebut.
3. Menjunjung perdamaian dan persaudaraan.
Isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) belakangan sering muncul digunakan sebagai ?senjata? untuk memanaskan kondisi jelang Pemilu. Karena itu, hendaknya untuk selalu ingat bahwa Indonesia berideologi Pancasila sehingga keberagaman harus dijunjung tinggi. Jika mampu menghindari isu SARA, maka situasi dalam hubungan keluarga dan pertemanan akan menjadi kondusif, meskipun memiliki pandangan politik yang berbeda.
Seperti halnya dunia kuliner, fashion, dan kesehatan, pergantian tahun ini akan diwarnai pula dengan perubahan tren di dunia keuangan. Sejumlah tren keuangan di tahun 2018 akan masih dijalankan di tahun 2019. Bahkan secara intensitas dan pelaku akan semakin bertambah sehingga tren keuangan tersebut semakin populer di masyarakat.
SelengkapnyaJelang akhir tahun, mulai bertebaran acara-acara seru. Mulai dari festival musik, festival film, sampai festival konten digital. Apapun festival dan konser yang akan didatangi, ada beberapa tips simpel biar terasa maksimal saat menikmati acaranya.
SelengkapnyaSejak dahulu, ayah punya peran penting dalam pola asuh anak. Tak hanya pandai menafkahi keluarga, namun sosok seorang ayah dianggap wajib memiliki beberapa keterampilan yang mampu membuatnya jadi panutan sang buah hati.
SelengkapnyaPromo Terbaik!!!
Artikel Terbaru
Siapkan Dana Pendidikan Anak, Begini Cara Mudah Mewujudkannya