Peran audit dalam bisnis acapkali dilewatkan dan disepelekan, padahal proses ini mempunyai peran yangs angat besar terhadap performa dari sebuah perusahaan loh! Seperti yang diketahui, kepemilikan data merupakan aspek krusial dalam menjalankan sebuah bisnis. Mulai dari data penjualan, data finansial, hingga stok produk yang tersisa, wajib dimiliki oleh pemilik perusahaan untuk memudahkannya dalam mengevaluasi kinerja bisnisnya.
Dengan demikian, perusahaan tersebut bisa berjalan secara lebih efektif dan berkembang lebih pesat. Namun, saat tingkat keakuratan data terlalu rendah, kemungkinan timbulnya kesalahan dalam pengambilan keputusan sangatlah besar. Inilah mengapa proses auditing sangat penting untuk dilakukan.
Secara garis besar, audit diartikan sebagai evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, maupun produk. Dimana proses tersebut dilakukan oleh pihak yang mampu menilai secara objektif, berkompeten, dan pastinya tidak memihak salah satu pihak tertentu.
Pada dasarnya, audit diperlukan untuk mengevaluasi sebuah laporan keuangan, baik dalam skala perorangan atau perusahaan. Selanjutnya, hasil dari proses tersebut bisa dijadikan acuan yang mempengaruhi perusahaan saat hendak mengambil keputusan untuk bisnisnya.
Tujuan utama dilakukannya auditing ialah untuk membantu bisnis atau perusahaan dapat berkembang ke arah yang lebih baik di masa yang akan datang. Adapun hal-hal yang merupakan tujuan dari audit adalah eksistensi, kelengkapan, klasifikasi, ketepatan, ketetapan, pengungkapan, penilaian, dan pisah batas/cut off.
Salah satu peran audit dalam bisnis ialah mempengaruhi perusahaan untuk dapat mengambil keputusan usaha yang tepat. Sejatinya, kepemilikan data yang lengkap berikut akurat pada suatu perusahaan merupakan hal yang paling penting untuk dilakukan. Sebab, lewat data-data tersebut, pimpinan perusahaan bisa menentukan langkah dan keputusan yang tepat supaya dapat memajukan sekaligus mengembangkan bisnisnya.
Audit dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan ruang lingkup kegiatannya. Lebih detailnya, berikut merupakan jenis-jenis audit yang perlu diketahui.
Audit umum dilakukan sebagai upaya peninjauan dan evaluasi ulang. Biasanya, proses audit umum dilakukan oleh auditor independen. Sama halnya seperti proses audit kebanyakan, audit umum dilakukan dengan mengacu pada standar profesional akuntan publik dan kode etik sebagaimana berlaku. Bisa dibilang, audit umum ialah jenis audit yang paling banyak dilakukan oleh suatu bisnis untuk memeriksa dan memastikan keabsahan dari sebuah laporan.
Pada audit khusus, pemeriksaan pada laporan keuangan suatu perusahaan dilakukan dalam ruang lingkup yang lebih terbatas. Semisal saja, suatu perusahaan akan melakukan audit pada divisi keuangan di periode triwulan pertama di tahun 2021.
Usai melakukan audit, auditor umumnya bakal memberikan opininya terkait laporan keuangan yang dievaluasi. Opini auditor sendiri bisa dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
Opini wajar tanpa pengecualian atau unqualified opinion merupakan pendapat dari auditor tanpa menyampaikan keluhan atau keberatan apapun dari poin penting finansial yang diberikan oleh manajemen perusahaan.
Qualified opinion adalah opini yang wajar dengan pengecualian. Maksudnya, pihak auditor memberikan pendapat yang menyatakan keberatannya atas salah satu hal/perkiraan yang muncul dalam laporan keuangan terkait. Kendati demikian, keberatan yang disampaikan pihak auditor tidak berpengaruh secara material dari inti laporan finansial itu.
Dikenal pula sebagai opini penolakan, disclaimer opinion diartikan sebagai kondisi dimana auditor menolak memberikan pendapatnya mengenai ikhtisar keuangan yang diserahkan oleh manajemen.
Opini tidak wajar adalah pendapat dari auditor yang menyatakan ketidaksetujuannya terhadap ikhtisar keuangan yang dievaluasi.
Peran audit dalam bisnis sangatlah besar bagi pengembangan usaha. Jika tidak dilakukan dengan benar, kesalahan dalam pengambilan keputusan bisnis bisa jadi resiko terburuk yang mungkin akan timbul. Karenanya, pastikan untuk melakukan proses audit dengan seksama ya!
Buat kamu generasi milenial, Apakah kamu merasa perlu untuk memiliki asuransi jiwa? Ternyata sekarang waktunya kamu peduli dengan asuransi jiwa!
SelengkapnyaSebuah survei yang dilakukan oleh GoBankingRates pada bulan Februari 2018 lalu, ditemukan fakta bahwa semakin banyak generasi milenial tidak memiliki tabungan sama sekali. GoBankingRates menemukan bahwa anak muda di AS yang berusia 18-24 tahun memiliki saldo tabungan kurang dari US$1.000 atau hanya sekitar Rp 14,6 juta. Bahkan yang tidak memiliki tabungan sama sekali ada hampir separuh di antara mereka.
SelengkapnyaSemua orang tentu ingin memperoleh kebebasan finansial. Sebagian orang mencapai tujuan itu dengan menjadi pemilik bisnis atau investor. Jenis investasi apa yang bisa dilakukan saat ini?
SelengkapnyaPromo Terbaik!!!
Artikel Terbaru
Siapkan Dana Pendidikan Anak, Begini Cara Mudah Mewujudkannya