Ingin Menjadi Software Engineer? Berikut Tips karir di bidang IT Menurut Bapak Bertho Iwasurya

"Yang pertama untuk belajar system adalah niat. Karena untuk belajar sistem pasti tidak terhindar dari kesalahan dan kesulitan sehingga kita harus mencari cara untuk mengatasinya. Terkadang, programmer pemula gampang menyerah, untuk itu dibutuhkan tekad yang kuat agar tidak menyerah.", jelas Pak Bertho Iwasurya.

Ia juga menekankan tentang pentingnya mempelajari fundamental programming. Tujuannya agar bisa menerjemahkan apa yang kita pikirkan ke dalam coding, misalnya teknik seperti looping, conditional, dan teknik dasar lainnya jika ingin mendalami profesi IT.

Tips selanjutnya adalah learning by doing. "Jangan cuma baca saja tapi praktekan langsung. Kalau bisa bikin program sederhana, misalnya bikin menu create, read, update, delete.", tambah Pak Bertho Iwasurya.

Di era saat ini yang serba online, tentu saja Kamu bisa mempelajari bidang ini secara otodidak. Semuanya tersedia di internet, dari yang gratis hingga berbayar.

"Balik lagi semuanya berawal dari niat nya saja. Saran saya, apabila memang mau masuk secara formal di dunia IT, lebih baik masuk melalui jalur pendidikan formal dengan mengambil jurusan IT terlebih dahulu.", kata Pak Bertho

Bagaimana peluang di dunia IT dalam masa pandemi ini?

Menurut Pak Bertho, peluang karir di dunia IT selama masa pandemi ini tidak jauh berbeda dibandingkan sebelum pandemi.

Namun, Ia mengakui bahwa peluang tersebut semakin diakselerasi lebih cepat. Hal ini karenakan semua perusahaan sedang berlomba untuk otomatisasi dan digitalisasi, serta merubah pola bisnis yang mereka lakukan.

Tidak jarang muncul kekhawatiran dengan persaingan yang cukup ketat, terutama dengan tenaga kerja yang berasal dari luar negeri.

"Secara skill tenaga kerja IT kita tidak kalah dengan expat. Tapi jangan pernah puas dengan skill yang kita punya saat ini. Kita tidak boleh fanatik dengan skill teknologi yang kita punya.", ungkap Pak Bertho.

Oleh karena itu, ada baiknya Kamu mulai scale-up, dalam artian harus update teknologi yang dimiliki dan juga harus bisa scale-out, yaitu mempelajari teknologi yang baru juga.

Bukan hanya skill yang berhubungan dengan IT saja, kemampuan lain seperti komunikasi contohnya fasih berbahasa Inggris juga penting, karena semua materi forum yang dibutuhkan sebagian besar menggunakan bahasa Inggris.

Disamping itu, tidak menutup kemungkinan juga bahwa Kamu akan kolaborasi dengan vendor atau partner yang berkomunikasi dalam bahasa Inggris.

Diluar teknikal skill, soft skill yang dibutuhkan agar bisa terus berkarir dalam dunia IT terutama dalam di ruang lingkup seperti corporate adalah integritas, komitmen, inovatif, dan continuous improvement.

Bagaimana Peran IT di dalam Digital Insurance?

Peran IT di dunia digital insurance sangat besar. Seiring dengan berkembangnya pola bisnis ke arah digitalisasi, hal yang berkaitan dengan pengembangan sistem, keamanan, komunikasi dan konektivitas dengan pihak lain membutuhkan IT.

Tidak ada perbedaan besar antara peran IT di industri asuransi dengan industri lain, baik secara struktur, fungsi kerja, dan lainnya.

Di sini peran IT adalah membantu perusahaan dalam mengembangkan sistem dan infrastruktur dari sisi teknologi untuk mendukung proses bisnis yang berjalan. Jika ada perbedaan pun, mungkin lebih ke rutinitas bisnisnya saja.

Sama halnya dengan kriteria khusus bagi tenaga IT yang berkecimpung dalam industri asuransi. Tidak ada yang membedakan antara keduanya.

"Bila secara hard skill dan soft skill sudah ok, paling untuk business routine-nya saja yang harus dipelajari saat mengerjakan tugas yang diberikan.", ujar pak Bertho.

Bagaimana Peran IT dalam Melindungi Data Nasabah?

Peran IT dalam perlindungan data nasabah sangat kritikal. Selain melindungi dari ancaman luar, IT harus siap menghadapi ancaman dari dalam.

Konsep CIA (Confidentiality, Integrity, dan Availability) harus dipahami betul oleh IT. Hal ini harus menjadi standar keseharian di IT, bahkan kalau perlu harus memiliki standar yang diakui secara internasional.

"Selain challenge business as usual kita yang akan terus mengalami otomasi dan efisiensi, kedepannya disrupsi bisnis asuransi pasti akan terjadi, seperti bidang-bidang lain.", ungkap Pak Bertho.