Dalam bidang keuangan dan produknya terdapat istilah diversifikasi. Lalu, apakah yang dimaksud diversifikasi? Secara umum pengertian dari diversifikasi adalah strategi manajemen terhadap risiko tertentu yang dilakukan dengan memisahkan portofolio investasi menjadi beberapa jenis aset.
Pemisahan tersebut dilakukan melalui beberapa aset dengan perilaku yang berbeda dimana tujuannya mengantisipasi kerugian jika terjadi penurunan nilai satu aset tertentu. Diversifikasi tersebut merupakan metode yang dilakukan untuk memberikan perlindungan terhadap portofolio investasi dengan mengurangi risiko yang mungkin terjadi pada aset tunggal maupun kelompok aset yang berupa apapun.
Dalam bahasa yang mudah dipahami diversifikasi bisa diibaratkan dengan menyimpan sekilo telur di dalam keranjang yang berbeda. Tujuannya yaitu agar ketika ada satu butir telur yang busuk tidak menyebabkan kerusakan pada telur lainnya sehingga bisa mendatangkan kerugian.
Diversifikasi bisa dilakukan dalam bidang apapun namun kali ini yang akan dibahas adalah mengenai investasi. Mengapa seseorang sebaiknya melakukan diversifikasi portofolio investasi? Tujuannya jelas untuk mengantisipasi dan menghindari kerugian yang mungkin terjadi.
Diversifikasi investasi memiliki pengertian yaitu penempatan dana atau modal pada beberapa instrumen investasi yang berbeda secara karakteristiknya seperti risiko, likuiditas dan juga return-nya. Contohnya, return dan risiko pada saham tentunya berbeda dengan obligasi atau bentuk investasi lainnya. Kinerja positif instrumen investasi tertentu diharapkan bisa mengimbangi kerja negatif dari bentuk investasi yang lain sehingga investor terhindar dari kerugian yang besar.
Agar tujuan dari diversifikasi portofolio investasi bisa dicapai dan berjalan sebagaimana mestinya perlu dilakukan melalui langkah-langkah yang tepat. Berikut ini adalah langkah yang bisa diambil untuk diversifikasi investasi.
Langkah pertama untuk melakukan diversifikasi investasi adalah pahami dan kenali risk tolerance. Kesalahan yang sering dilakukan oleh pemula di dunia investasi adalah hanya memikirkan tentang keuntungan saja namun lupa menakar risikonya.
Sebelum memilih beberapa produk atau instrumen investasi pahami dan kenali dulu seberapa besar tingkat risk tolerance diri sendiri. maksudnya disini adalah seberapa besar kemampuan diri untuk menghadapi risiko investasi yang tiba-tiba datang.
Misalnya, saat nilai saham menurun drastis kebanyakan investor pemula akan langsung panik dan menjualnya tanpa pertimbangan dan analisa yang tepat. Dengan memiliki risk tolerance yang sesuai maka investor tidak akan gegabah bertindak ketika terjadi risiko investasi yang kurang menyenangkan.
Selanjutnya adalah memilih jenis investasi yang tepat dan paling sesuai dengan kondisi serta kebutuhan. Hendaknya jenis investasi yang diambil sesuai dengan tingkat risk tolerance yang dimiliki. Sebagai contoh, investasi saham memiliki dividen yang cukup besar namun resikonya juga tinggi. Siapkah menghadapi resikonya? Kalau tidak sebaiknya pilih jenis investasi lainnya yang lebih rendah resikonya seperti emas misalnya.
Yang tidak kalah penting dalam diversifikasi adalah menentukan apa yang menjadi tujuan dari investasi. Kalau tujuannya untuk menambah kekayaan maka investasi jangka panjang adalah pilihan tepat. Namun jika hanya untuk mendapatkan keuntungan semata bisa dipilih investasi jangka pendek. Contoh investasi jangka panjang misalnya saham dan emas, sedangkan investasi jangka pendek misalnya deposito atau obligasi.
Langkah diversifikasi bisa dilakukan dengan cara menanamkan dana pada produk yang berbeda meskipun jenis investasinya sama. Misalnya kalau saham, belilah saham dari beberapa perusahaan jangan hanya pada satu bisnis saja. Dengan begitu ketika harga saham satu perusahaan menurun investor masih bisa memiliki peluang keuntungan dari saham lainnya.
Itulah pengertian serta penjelasan mengenai diversifikasi di bidang investasi beserta dengan langkah-langkah untuk melakukannya. Dari informasi ini, bisa dipahami bahwa kegiatan diversifikasi merupakan cara untuk melindungi investasi dari kerugian.
Buat kamu generasi milenial, Apakah kamu merasa perlu untuk memiliki asuransi jiwa? Ternyata sekarang waktunya kamu peduli dengan asuransi jiwa!
SelengkapnyaSebuah survei yang dilakukan oleh GoBankingRates pada bulan Februari 2018 lalu, ditemukan fakta bahwa semakin banyak generasi milenial tidak memiliki tabungan sama sekali. GoBankingRates menemukan bahwa anak muda di AS yang berusia 18-24 tahun memiliki saldo tabungan kurang dari US$1.000 atau hanya sekitar Rp 14,6 juta. Bahkan yang tidak memiliki tabungan sama sekali ada hampir separuh di antara mereka.
SelengkapnyaSemua orang tentu ingin memperoleh kebebasan finansial. Sebagian orang mencapai tujuan itu dengan menjadi pemilik bisnis atau investor. Jenis investasi apa yang bisa dilakukan saat ini?
SelengkapnyaPromo Terbaik!!!
Artikel Terbaru
Siapkan Dana Pendidikan Anak, Begini Cara Mudah Mewujudkannya